MAKALAH
K3 DAN
KETENAGAKERJAAN
“Aspek K3 Pada
Peralatan”
OLEH
KELOMPOK
7 :
Umar (E1D1 17 018)
WahyuAditya (E1D1 17 019)
Wardi (E1D1 17 020)
JURUSAN S-1
TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU
OLEO
KENDARI
2018
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Aspek K3 Pada Peralatan” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu Yuni Aryani Koedoes,ST,MT. Selaku Dosen
mata kuliah K3 dan Ketenagakerjaan UHO yang telah memberikan
tugas ini kepada
kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai apa sebenarnya aspek K3 pada peralatan itu. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenandan kami memohon kritikdan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai apa sebenarnya aspek K3 pada peralatan itu. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenandan kami memohon kritikdan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Kendari, 10
April 2018
PENYUSUN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
………………………………………………………........i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………......ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1DAFTAR ISI …………………………………………………………………......ii
1.1.LatarBelakang....................................................................................................1
1.2.RumusanMasalah...............................................................................................1
1.3.Tujuan................................................................................................................1
1.4 Manfaat.............................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Aspek K3 Pada Peralatan Kerja.....................................................................3
2.1 Aspek K3 Pada Peralatan Kerja.....................................................................3
2.2
Penerapan Aspek K3 Pada Peralatan Kerja.......................................................5
BAB III
PENUTUP..............................................................................................17
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................17
3.2. Saran…………………………………………………...................................18
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................17
3.2. Saran…………………………………………………...................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di
era globalisasi menuntut pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di
setiap tempat kerja termasuk di sektor kesehatan. Untuk itu kita perlu mengembangkan
dan meningkatkan K3 disektor kesehatan dalam rangka menekan serendah mungkin
risiko kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat hubungan kerja, serta
meningkatkan produktivitas dan efesiensi.
Dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari karyawan/pekerja di sektor kesehatan tidak terkecuali di Rumah Sakit maupun perkantoran, laboratrium dan konstruksi, akan terbayang dengan resiko bahaya di tempat kerjanya. Resiko ini bervariasi mulai dari yang paling ringan sampai yang paling berat tergantung jenis pekerjaannya.
Dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari karyawan/pekerja di sektor kesehatan tidak terkecuali di Rumah Sakit maupun perkantoran, laboratrium dan konstruksi, akan terbayang dengan resiko bahaya di tempat kerjanya. Resiko ini bervariasi mulai dari yang paling ringan sampai yang paling berat tergantung jenis pekerjaannya.
Dalam
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 23 mengenai
kesehatan kerja disebutkan bahwa upaya kesehatan kerja wajib diseleng-garakan
pada setiap tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya
kesehatan yang besar bagi pekerja agar dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya, untuk memperoleh
produktivitas kerja yang optimal, sejalan dengan program perlindungan tenaga
kerja.
Untuk
mengurangi dampak dari kecelakaan kerja
di dalam makalah ini akan menjelaskan cara penggunaan alat-alat kerja
berdasarkan prinsip K3. Kenapa di alat-alat kerja perlu adanya penerapan aspek
K3 karena hal yang paling mendasar terjadinya kecelakaan kerja adalah
ketidaktahuan para pekerja bagaimana cara menggunakan alat yang baik dan benar
berdasarkan prinsip K3.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa itu aspek K3 pada peralatan
kerja?
2. Bagaimanakah cara penggunaan alat
kerja berdasarkan prinsip K3?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini adalah:
1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud
dengan aspek K3 pada peralatan kerja.
2. Dapat mengetahui cara penggunaan
alat kerja berdasarkan prinsip K3.
3.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari
makalah ini adalah :
1.
Memberikan pengetahuan mengenai aspek K3 pada peralatan kerja.
2.
Memahami cara penggunaan alat kerja berdasarkan prinsip K3.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Aspek K3 Pada Peralatan Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) adalah sebuah instrumen yang berperan untuk
memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari suatu bahaya akibat kecelakaan
kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib terpenuhi tentunya oleh pihak perusahaan.
Sedangkan definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menurut
falsafah keselamatan kerja dapat diterangkan sebagai berikut: “Menjamin suatu
keadaan, keutuhan serta kesempurnaan baik dari sisi jasmaniah maupun rohaniah manusia serta hasil karya dan
budayanya, tertuju pada kesejahteraan
masyarakat pada umumnya dan manusia pada khususnya”(Dalih, 1982)
Perumusan falsafah ini harus dipakai sebagai dasar dan titik tolak
dari tiap usaha
keselamatan kerja karena didalamnya telah tercakup pandangan serta pemikiran
filosofis, sosial-teknis dan sosial ekonomis. Oleh sebab itu dibuat
peraturan-peraturan mengenai berbagai jenis keselamatan kerja sebagai berikut:
Keselamatan kerja dalam industri (industrial safety)
Keselamatan kerja di pertambangan (mining safety)
Keselamatan kerja dalam bangunan (building and constructionsafety)
Keselamatan kerja lalu lintas (traffic safety)
Keselamatan kerja penerbangan (flight safety)
Keselamatan kerja kereta api (railway safety)
Keselamatan kerja di rumah (home safety)
Keselamatan kerja di kantor (office safety)
Aspek
K3 pada peralatan merupakan suatu usaha untuk mengurangi kecelakaan kerja yang
paling mendasar akibat alat kerja yang disebabkan tidak tahunya para pekerja
dalam menggunakan sebuah alat kerja dengan baik berdasarkan prinsip K3. Dalam
sebuah kantor, laboratorium, maupun konstruksi, pasti tidak luput dari yang
namanya pengunaan alat-alat kerja, oleh karena itu di butuhkan sebuah
pengetahuan yang lebih agar tidak terjadi kecelakaan yang paling mendasar
tersebut. Terutama di tempat konstruksi yang kebanyakan menggunakan alat-alat
berat yang sangat berbahaya dan juga bagi seorang yang bekerja di laboratoium
perlu adanya pengetahuan dalam penggunaan sebuah alat.
Pada dasarnya
masing-masing alat kerja memiliki resiko masing-masing dalam seriap
penggunaannya oleh karena itu dibtuhkan kehati-hatian agar tidak terjadi
kecelakaan kerja yang berkaitan dengan penggunaan alat-alat kerja itu sendiri.
Untuk mengurangi resiko tersebut, maka perhatikan uraian di bawah ini :
1.
Jangan
ceroboh ketika bekerja.
Ceroboh mendatangkan petaka. Hal
tersebut merupakan konsep dari keselamatan kerja. Maka dari itu, semua pekerja
mesti menghilangkan kecerobohannya ketika bekerja, dan mesti meningkatkan
konsentrasinya ketika bekerja.
2.
Lengkapi
Diri dengan Alat-alat Keselamatan Kerja.
Menggunakan Alat keselamatan kerja merupakan salah
satu tindakan antisipasi terhadap hal yang negatif yang tidak di
inginkan ketika bekerja. Gunakanlah alat pelindung kerja sesuai
standar sperti helm safety, kacamata safety, sepatu safety, sarung tangan
safety, dan bermacam alat keselamatan kerja lainnya.
3. Selalu Tanggap Terhadap Keadaan.
Ketika bekerja, mesti selalu tanggap terhadap keadaan di
area kerja. Jangan sampai terlalu fokus terhadap pekerjaan saja dan
menyepelekan keadaan di area kerja. Jika terdapat perubahan di area kerja maka
segeralah untuk ditangani. Dengan demikian, kita akan selalu mengetahui apa
yang sedang terjadi di area kerja.
4. Selalu Memeriksa Alat Kerja.
Kerap kali kecelakaan terjadi di sebabkan alat yang tidak
layak pakai. Hal ini terjadi karena kurangnya ketelitian atau kurangnya
persiapan ketika bekerja. Sebelum bekerja sebaiknya periksa semua keadaan alat
yang ada di sekitar. Apabila alat tersebut rusak, maka lebih baik
jangan dipakai, lebih baik perbaiki terlebih dahulu.
2.2 Penerapan Aspek K3 Pada Peralatan Kerja
Dalam
makalah ini, kami fokus dengan alat-alat yang berkaitan dengan kelistrikan,
karena kalau berbicara mengenai semua alat-alat kerja termasuk yang ada di
kantor, kontruksi, laboratorium dan lain sebagainya, maka sudah pasti makalah
ini akan sangat tebal dan pembahasannya terlalu banyak. Dan pada umumnya alat-alat kelistrikan atau
alat yang memanfaatkan listrik sebagai penggeraknya juga pada umumnya ada semua di tempat kerja
baik di kantor, laboratorium, maupun kontruksi, oleh sebab itu kami mengambil
alat-alat kelistrikan sebagai fokus bahasan dimakalah ini. Sebelum menggunakan
alat-alat listrik perlu diketahui informasi ini, berikut ini merupakan hal penting atau cara aman
menggunakan listrik :
1)
Ikuti
buku petunjuk penggunaan.
Pelajari serta pahamilah
cara pemakaian peralatan serta perlengkapan listrik pada buku
panduannya supaya terhindar dari hal yang tak diinginkan.
2)
Perhatikan
daya listrik.
Dalam pemakaian peralatan listrik mesti memperhatikan daya yang tetap
atau sesuai terhadap daya listrik rumah kita, sebab pemakaian listrik yang
melampaui kapasitas akan berpotensi mengakibatkan kebakaran. Untuk mengetahui
daya yang dipakai pada setup peralatan, bisa dilihat di bodi alat ataupun di
kardus tempat penyimpanan alat tersebut.
3)
Hati-hati
saat menyalakan atau mematikan peralatan listrik.
Perhatikan kondisi stopkontak saat akan mencabut atau mematikan peralatan
listrik dan jangan mendahului mematikan peralatan listrik dari stopkontak
langsung sebelum alat listrik itu dimatikan sebelumnya. Hal ini untuk mencegah
munculnya bunga api yang mungkin berpotensi dapat menyebabkan kebakaran.
4)
Beri
sedikit ruang di sekitar alat listrik.
Setiap alat listrik yang kita gunakan bisa menimbulkan energi panas di
sekitarnya, maka dari itu janganlah meletakkan alat listrik di area yang
tertutup, sebab komponen yang ada di dalamnya mengeluarkan energi panas yang
bisa mengakibatkan alat listrik terbakar malahan tidak bisa dipergunakan lagi.
5)
Jangan
menyentuh peralatan listrik apabila tangan basah.
Apabila tangan basah, jangan sesekali mencoba untuk menyentuh ataupun
memegang alat listrik yang tengah menyala sebab tangan dalam keadaan basah
mengandung air, dan air merupakan penghantar listrik yang bisa menghantarkan
arus listrik.
6)
Jangan
meletakkan alat listrik dekat bahan kimia.
Jangan sesekali
meletakkan bahan kimia berada dekat alat listrik sebab bahan kimia bisa
menimbulkan terjadinya kebakaran. Bahan kimia tersebut semisal obat nyamuk atau
cairan pembasmi nyamuk serta minyak tanah.
7)
Matikan
alat listrik apabila sedang mati lampu.
Apabila rumah
sedang mengalami mati listrik, segera matikan alat listrik yang sebelumnya
menyala, di khawatirkan listrik akan menyala kembali dan otomatis alat tersebut
pun akan ikut menyala, hal tersebut bisa melukai pemakainya apabila menyala
secara tiba-tiba.
Berikut
alat-alat kelistrikan yang kami rangkum dan perlu perhatian khusus pada saat
menggunakannya agar tidak terjadi kecelakaan kerja :
1)
Solder
Tangan
Adalah
alat yang berfungsi memanaskan timah solder saat proses penyambungan atau
pelepasan kabel atau komponen. Prinsip kerja solder tangan menggunakan sebuah
elemen pemanas seperti setrika, kemudian panas yang dihasilkan dialirkan menuju
ujung atau tip solder. Selanjutnya tip solder inilah yang kita gunakan untuk
memanaskan timah pada benda kerja.
Gambar 2.2
Solder
Ada beberapa jenis solder
berdasarkan dayanya seperti solder dengan daya 40 Watt, 60 Watt, 100 Watt dan
seterusnya. Bentuk solder juga bermacam-macam, ada yang berbentuk pegangan
biasa seperti pensil dan ada juga dengan model Gun seperti pistol.
Keselamatan
Kerja Penggunaan Solder :
1) Gunakan kacamata polycarbonate atau yang sejenis untuk
melindungi mata dari asap solder
2) Jangan pernah menyentuh elemen pemanas atau ujung dari
solder
3) Selalu kembalikan solder pada stand soder setelah digunakan
atau ketika tidak digunakan
4) Lakukan penyolderan pada area yang cukup ventilasi
5) Cuci tangan ketika selesai mengerjakan penyolderan
2.
Multimeter
Adalah alat yang berfungsi untuk
melakukan pengukuran terhadap besaran-besaran listrik seperti tegangan, arus
dan hambatan. Didalam multimeter terdapat Voltmeter, Amperemeter dan Ohmmeter.
Multimeter juga bisa digunakan untuk mengecek sebuah komponen masih baik atau tidak.
Cara pengecekan komponen tentunya mengacu pada datasheet dan karakteristik
komponen masing-masing.
Gambar 2.3
Multimeter Analog
Ada dua jenis multimeter yang umum
dipakai oleh para teknisi elektronika, yaitu multimeter analog dan multimeter
digital. Multimeter analog menggunakan pembacaan dengan sistem jarum penunjuk,
sedangkan multimeter digital menggunakan penunjuk angka.
Gambar 2.4
Multimeter Digital
Pembahasan tentang cara menggunakan
multimeter insyaAllah akan lebih detail diuraikan pada tulisan selanjutnya.
Keselamatan
Kerja Penggunaan Multimeter :
1)
Alat ukur analog hanya dapat dipakai
untuk mengukur arus listrik DC dengan kemampuan maksimal 500 mA. Multimeter
digital mempunyai fasilitas untuk mengukur DC dari mA sampai 10 ampere, serta
dapat juga untuk mengukur arus AC-nya.
2)
Penggunaan pada skala DC V berarti
mengukur tegangan DC. Penjolok harus benar posisi warnanya. Warna merah untuk
positif dan warna hitam untuk negatif, jangan terbalik karena bisa merusak alat
ukurnya.
3)
Untuk mengukur AC V, penjolok boleh
terbalik namun sakelar pemilih harus ada pada posisi yang benar. Apabila untuk
mengukur tegangan jala-jala PLN yang mempunyai tegangan 220 volt maka sakelar
pemilih harus lebih besar dari 220 volt, yaitu 250 volt sehingga multimeter
aman dari kerusakan.
4)
Pada saat pengukuran, multimeter
harus ada tepat di depan mata agar hasil pengukuran tepat dan benar.
5)
Simpan multimeter di tengah meja
praktik supaya tidak mudah jatuh apabila tersenggol.
6)
Pada saat pengukuran multimeter
jangan berada di atas tangan dan alat lain agar tidak terpengaruh oleh alat
lain itu, serta tidak membahayakan si pemakai.
7)
Perhatikan jangan mengukur dalam
keadaan goyang atau ada getaran dan goncangan. Jangan mengukur resistor atau
kondensator pada rangkaian yang dialiri arus. Jangan menyimpan penjolok pada
rangkaian yang sedang diukur apabila aliran listrik pada rangkaian akan dilepas
karena dapat merusak alat akibat tegangan induktif.
8)
Jika baterai multimeter sudah habis
cepat keluarkan dan diganti dengan yang baru agar cairan elektrolit baterai
tidak merusak komponen multimeter.
9)
Setelah dipakai simpanlah di tempat
yang baik agar tidak mudah jatuh, kena benturan atau tertindih benda berat.
Simpanlah di tempat sejuk, artinya tidak di tempat yang lembap dan tidak di
tempat panas.
3.
Tang ampere (Clamp Meter)
Tang Ampere (Clamp-meter) merupakan suatu alat kerja listrik yang berfungsi untuk mengukur besaran Arus listrik AC. Cara mengukur Arus listrik dengan menggunakan Tang ampere sangat praktis dan mudah, hanya dengan menjepit (Melingkarkan) bagian Tang ampere yang menyerupai tang (Penjepit), maka besar arus yang mengalir pada suatu kabel dapat diketahui, tanpa harus membuka atau memutuskan kabel tersebut.
Jika Multitester dapat digunakan untuk mengukur Arus (Ampere) listrik searah (DC), maka Tang Ampere (Clamp Meter) dapat digunakan untuk mengukur besar Arus listrik AC (Arus bolak-balik).untuk mengurangi panas yang mengalir ke bodi komponen saat proses penyolderan.
Tang Ampere (Clamp-meter) merupakan suatu alat kerja listrik yang berfungsi untuk mengukur besaran Arus listrik AC. Cara mengukur Arus listrik dengan menggunakan Tang ampere sangat praktis dan mudah, hanya dengan menjepit (Melingkarkan) bagian Tang ampere yang menyerupai tang (Penjepit), maka besar arus yang mengalir pada suatu kabel dapat diketahui, tanpa harus membuka atau memutuskan kabel tersebut.
Jika Multitester dapat digunakan untuk mengukur Arus (Ampere) listrik searah (DC), maka Tang Ampere (Clamp Meter) dapat digunakan untuk mengukur besar Arus listrik AC (Arus bolak-balik).untuk mengurangi panas yang mengalir ke bodi komponen saat proses penyolderan.
Cara
Menggunakan Tang Ampere Prinsip K3
:
1)
Putar atau setting Saklar Clamp
Meter ke posisi Ampere Meter (biasanya tertulis huruf A dengan gelombang sinus
diatasnya).
2)
Tekan Trigger untuk membuka rahang
Penjepit Clamp Meter atau Tang Ampere.
3)
Jepitkan Rahang penjepit ke kabel
Konduktor yang dialiri arus listrik AC (Kabel Listrik berada di tengah-tengah
rahang penjepit) kemudian lepaskan Trigger Clamp Meter.
Catatan : Jika kabel listrik tersebut belum dialiri listrik, hubungkan kabel tersebut atau ON-kan perangkat yang ingin diukur arus listriknya.
Catatan : Jika kabel listrik tersebut belum dialiri listrik, hubungkan kabel tersebut atau ON-kan perangkat yang ingin diukur arus listriknya.
4)
Baca Nilai Ampere yang tertera di
layar Clamp Meter (Tang Ampere).
4.
Solder Blower
Adalah alat yang berfungsi
memanaskan timah solder seperti solder tangan namun menggunakan sistem blower
angin.
Solder
blower digunakan pada komponen-komponen SMD dan BGA seperti pada modul HP, MPEG
DVD dan Digiboard LCD dan Mainboard Komputer.
Cara
Menggunakan Solder Blower Prinsip K3
:
1)
Pasang kabel Power ke Listrik PLN
Tekan Tombol pada posisi ON, untuk menjalankan fungsi blower.
2)
Setelah Blower Hidup, kita dapat
mengatur pengaturan yang terdapat pada blower.
3)
Pengaturan pertama merupakan Heating
(panas/suhu), sedangkan yang kedua merupakan pengaturan tekanan udara yang akan
dikeluarkan.
4)
Putar pengaturan panas pada suhu yang
diinginkan, seperti 200 derajat C. Suhu 200 derjat C akan dihasilkan, tetapi
tidak akan dirasakan pada ujung solder jika tekanan udara yang dikeluarkan
berada diposisi 0.
5)
Untuk Blower Digital, Atur suhu
dengan menekan tombol UP dan DOWN. Tekanan udara diatur dengan cara
diputar.
6)
Atur tekanan udara sesuai keinginan,
seperti pada posisi 1, 2, 3 atau yang lainnya.
7)
Udara 200 derajat C akan dihembuskan
dan dapat dirasakan panas yang dikeluarkan. Dalam keadaan seperti di atas,
blower dapat digunakan untuk keperluan yang diinginkan.
8)
Penggunaan blower sangat tergantung
kepada jenis perangkat yang akan disolder, karena akan sangat berhubungan
dengan setingan panas dan tekanan udara blower.
5.
ELCB Tester
ELCB Tester adalah suatu alat kerja listrik yang berfungsi untuk mengetahui kondisi atau kehandalan dari suatu alat pengaman anti kontak (ELCB) yang sudah terpasang pada suatu instalasi listrik. ELCB tester dapat mengetahui apakah ELCB (Anti Kontak Listrik) yang terpasang masih dalam kondisi bagus dan dapat memberikan perlindungan pada saat terjadi kebocoran listrik (Kesetrum).
ELCB Tester adalah suatu alat kerja listrik yang berfungsi untuk mengetahui kondisi atau kehandalan dari suatu alat pengaman anti kontak (ELCB) yang sudah terpasang pada suatu instalasi listrik. ELCB tester dapat mengetahui apakah ELCB (Anti Kontak Listrik) yang terpasang masih dalam kondisi bagus dan dapat memberikan perlindungan pada saat terjadi kebocoran listrik (Kesetrum).
Cara
Menggunakan ELCB Tester Prinsip K3
:
- Sambungkan kabel pengukuran ELCB tester ke Stop kontak yang sudah dilengkapi dengan ELCB
- Pilih Rating Trip pada ELCB Tester sesuai dengan sensitifitas ELCB yang akan diukur. Terdapat beberapa pilihan antara lain : 10mA, 20mA, 30mA, 200mA, 300mA, 500mA
- Pastikan kabel PE (Grounding) pada instalasi terpasang dengan baik.
- Pada ELCB Tester ini dilengkapi lampu tanda PE & PN yang mendeteksi tegangan antara Phase-Grounding dan Phase-Netral. Jika lampu tanda PE & PN menyala berarti pemasangan grounding dan netral sudah benar
- Alat ini juga dilengkapi lampu alarm merah menandakan jika lampu tersebut menyala, terdapat kesalahan pada instalasi , periksa apakah kabel Phase, grounding dan netral sudah terpasang dengan benar
- Jika ELCB yang kita ukur adalah ELCB 30mA, saat tombol test pada ELCB tester ditekan ELCB akan trip/bekerja dan pada tampilan layar akan menunjukkan besar arus pengukuran.
- Hasil pengukuran harus dibawah nilai sensitifitas ELCB tersebut. Jika pada layar terukur diatas 30mA berarti ELCB sudah rusak dan harus diganti
- Pemeriksaan ELCB harus dilakukan secara berkala min. 6 bulan sekali. Untuk mengetahui ELCB yang terpasang dalam kondisi bagus
6.
Insulation Tester
Insulation tester atau disebut
juga dengan Megger (Mega-Ohm Meter)
Insulation Tester (Megger) merupakan suatu alat kerja listrik yang berfungsi untuk mengukur kondisi isolasi dari suatu kabel penghantar listrik.
Insulation Tester (Megger) merupakan suatu alat kerja listrik yang berfungsi untuk mengukur kondisi isolasi dari suatu kabel penghantar listrik.
Gambar 2.7 Insulation Tester
Keselamatan
Kerja Menggunakan Megger:
1.
Skala
ukur yang dipakai harus lebih besar daripada alat yang diukur. Misalnya jika
akan mengukur tahanan isolasi motor 380volt maka gunakanlah skala ukur megger
yang lebih besar seperti 500 volt.
2. Sebelum mengukur pastikan bahwa peralatan yang di ukur dalam keadaan stop dan tidak ada arus listrik yang mengalir.
3. Setelah mengukur, pastikan untuk grounding kembali peralatan yang di ukur, karena teknik pengukuran megger adalah dengan menggunakan tegangan listrik jika tidak digroundingkan akan mengakibatkan kita kena setrum saat menghubungkan kembali
4. Cara grounding setelah pengukuran megger :hubungkan setiap terminal atau kabel yang diukur dengan body.
2. Sebelum mengukur pastikan bahwa peralatan yang di ukur dalam keadaan stop dan tidak ada arus listrik yang mengalir.
3. Setelah mengukur, pastikan untuk grounding kembali peralatan yang di ukur, karena teknik pengukuran megger adalah dengan menggunakan tegangan listrik jika tidak digroundingkan akan mengakibatkan kita kena setrum saat menghubungkan kembali
4. Cara grounding setelah pengukuran megger :hubungkan setiap terminal atau kabel yang diukur dengan body.
7.
Vibration Test
Vibration Test merupakan suatu alat kerja listrik yang berfungsi untuk mengukur besar getaran berbagai peralatan listrik, motor listrik, genset, dan sebagainya.
Pengukuran Getaran (Vibrasi) sangan penting untuk dilakukan agar mengetahui kondisi berbagai mesin, peralatan listrik yang sedang beroperasi, dan selanjutnya untuk dapat direncanakan perawatan dan perbaikan pada mesin-mesin tersebut.
Vibration Test merupakan suatu alat kerja listrik yang berfungsi untuk mengukur besar getaran berbagai peralatan listrik, motor listrik, genset, dan sebagainya.
Pengukuran Getaran (Vibrasi) sangan penting untuk dilakukan agar mengetahui kondisi berbagai mesin, peralatan listrik yang sedang beroperasi, dan selanjutnya untuk dapat direncanakan perawatan dan perbaikan pada mesin-mesin tersebut.
Cara Menggunakan
Vibration Test Prinsip K3
:
1.Periksa bagian Vibration Meter
Pastikan alat siap
digunakan dan tidak ada masalah periksa bagian sensor getaran, kabel Sensor,
power ON/OFF, baterai, dan display/LCD.
2. Hidupkan vibration meter dengan menekan tombol Power ON/OFF.
3. Tempelkan Sensor ke sumber getaran.
4. Catat angka yang muncul pada layar.
5. Pastikan tingkat getaran caranya
8. Testpen
Tespen merupakan suatu alat kerja yang wajib dibawa dimanapun teknisi listrik bekerja. Testpen berfungsi sebagai alat kerja untuk mendeteksi atau memeriksa apakah suatu peralatan listrik dialiri tegangan atau tidak. Bentuknya kecil, ringan, mudah dibawa dan ditaruh dalam saku, dan dapat juga digunakan untuk membuka sekrup-sekrup ukuran kecil. Untuk menjaga keselamatan saat bekerja, Setiap teknisi listrik harus memastikan terlebih dahulu setiap peralatan yang akan diperiksa atau diperbaikinya, apakah masih bertegangan atau tidak dengan menggunakan Testpen, sebelum memulai pekerjaan.
Tespen merupakan suatu alat kerja yang wajib dibawa dimanapun teknisi listrik bekerja. Testpen berfungsi sebagai alat kerja untuk mendeteksi atau memeriksa apakah suatu peralatan listrik dialiri tegangan atau tidak. Bentuknya kecil, ringan, mudah dibawa dan ditaruh dalam saku, dan dapat juga digunakan untuk membuka sekrup-sekrup ukuran kecil. Untuk menjaga keselamatan saat bekerja, Setiap teknisi listrik harus memastikan terlebih dahulu setiap peralatan yang akan diperiksa atau diperbaikinya, apakah masih bertegangan atau tidak dengan menggunakan Testpen, sebelum memulai pekerjaan.
Cara
Menggunakan Testpen Prinsip K3:
- Pastikan terlebih dahulu kondisi Testpen yang akan anda gunakan dalam keadaan baik, bersih dan kering.
- Pastikan kondisi tubuh anda kering (tidak basah/lembab).
- Sebelum melakukan pemeriksaan/pengujian suatu peralatan listrik, Coba gunakan testpen tersebut pada colokan (stopkontak) yang masih bagus dan bertegangan, untuk memastikan kondisi testpen tersebut masih bagus dan berfungsi dengan baik.
- "Pada stopkontak (colokan) terdapat dua lubang, masukkan ujung testpen pada setiap lubang, hasil yang baik adalah satu lubang saat diuji testpen menyala, sedangkan satu lubang lainnya saat diuji testpen tidak menyala".
- Pegang testpen dengan benar pada bagian yang terbungkus (Isolator), jangan menyentuh bagian ujung testpen berbahan besi/logam.
- Lakukan pengujian/pemeriksaan dengan menyentuhkan bagian ujung testpen berbahan besi/logam pada peralatan listrik yang akan diukur
- Bagian peralatan listrik yang diukur dengan testpen adalah bagian yang berbahan penghantar (konduktor).
- Jika anda ingin memeriksa kabel listrik, sentuhkan ujung testpen pada inti tembaganya.
- Jika anda ingin memeriksa stopkontak (colokan) sentuhkan ujung testpen pada bagian dalam lubang Stopkontak/colokan tersebut.
- Jika anda ingin memeriksa setrika, kulkas, rice cooker, ceret listrik, sentuhkan ujung testpen pada bagian yang berbahan logam pada alat-alat listrik tersebut.
·
Setelah
ujung testpen menyentuh bagian yang akan diukur, kemudian sentuh bagian atas
testpen dengan menggunakan jari. untuk memberi netral pada testpen
Pada intinya, penggunaan alat-alat listrik tersebut bukan tanpa resiko.
Karena alat-alat listrik tersebut salah penggunaannya dapat menimbulkan bahaya.
Oleh karena itu, setiap orang harus memahami cara menggunakan alat listrik yang
benar dan aman.
Untuk menjaga keselamatan saat
menggunkan listrik, kamu harus memperhatikan berbagai hal berikut ini.
1. Saat menggunakan alat listrik,
tangan dan kaki tidak boleh basah
2. Pastikan tidak ada air di sekitar
stop kontak dan steker
3. Jangan memasukkan benda apapun,
selain steker ke stop kontak
4. Jangan menggunakan alat listrik yang
rusak atau kabel yang terkelupas
5. Harus dengan pantauan orang
tua
6. Jangan memperbaiki alat listrik sendiri (kalau belum tahu
caranya)
“Alat-alat listrik berguna jika
digunakan dengan benar. Penggunaan alat listrik secara ceroboh dapat
mendatangkan bahaya!!”
BAB
III
PENUTUP
3.2 Kesimpulan
Pada intinya, penggunaan alat-alat
listrik tersebut bukan tanpa resiko. Karena alat-alat listrik tersebut salah
penggunaannya dapat menimbulkan bahaya. Oleh karena itu, setiap orang harus
memahami cara menggunakan alat listrik yang benar dan aman. Alat-alat listrik berguna jika digunakan
dengan benar. Penggunaan alat listrik secara ceroboh dapat mendatangkan bahaya.
3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dalam detail dalam menjelaskan tentang pokok materi diatas
dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat
dipertanggungjawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Erlina, Nani, 2017, Aspek K3 Pada
Peralatan
Kerja, [online] , (https://erlinanani. blogspot. co.id/2017/05/Aspek-K3-Pada-Peralatan-Kerja laut.html, diakses pada tanggal 9 April 2018).
Barka, Kost, 2016,
Aspek
K3 Pada Peralatan Kerja
Listrik[online], (https://kosbarka
foundation. blogspot.co.id /2016/16/07/Aspek-K3-
Pada-Peralatan-Kerja-Listrik.html, diakses
pada tanggal 9
April 2018).