Sabtu, 28 April 2018

Aspek K3 Pada Peralatan


MAKALAH
K3 DAN KETENAGAKERJAAN
“Aspek K3 Pada Peralatan”



 OLEH
      KELOMPOK 7 :

 Umar                       (E1D1 17 018)
 WahyuAditya          (E1D1 17 019)
 Wardi                      (E1D1 17 020)




JURUSAN S-1 TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018






KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Aspek K3 Pada Peralatan” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu Yuni Aryani Koedoes,ST,MT. Selaku Dosen mata kuliah K3 dan Ketenagakerjaan UHO yang telah  memberikan  tugas  ini  kepada       kami.
       Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai apa sebenarnya aspek K3 pada peralatan itu. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa           saran yang       membangun.
       Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenandan kami memohon kritikdan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.


Kendari, 10 April 2018




                                                                                                                                 PENYUSUN














DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………........i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………......ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1.LatarBelakang....................................................................................................1
1.2.RumusanMasalah...............................................................................................1
1.3.Tujuan................................................................................................................1
1.4  Manfaat.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Aspek K3 Pada Peralatan Kerja.....................................................................3
2.2  Penerapan Aspek K3 Pada Peralatan Kerja.......................................................5
                                                                                                                    
BAB III PENUTUP..............................................................................................17
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................17
3.2. Saran…………………………………………………...................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18






















BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi menuntut pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di setiap tempat kerja termasuk di sektor kesehatan. Untuk itu kita perlu mengembangkan dan meningkatkan K3 disektor kesehatan dalam rangka menekan serendah mungkin risiko kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat hubungan kerja, serta meningkatkan produktivitas dan efesiensi.
Dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari karyawan/pekerja di sektor kesehatan tidak terkecuali di Rumah Sakit maupun perkantoran, laboratrium dan konstruksi, akan terbayang dengan resiko bahaya di tempat kerjanya. Resiko ini bervariasi mulai dari yang paling ringan sampai yang paling berat tergantung  jenis pekerjaannya.
Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 23 mengenai kesehatan kerja disebutkan bahwa upaya kesehatan kerja wajib diseleng-garakan pada setiap tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan yang besar bagi pekerja agar dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya, untuk memperoleh produktivitas kerja yang optimal, sejalan dengan program perlindungan tenaga kerja.
Untuk mengurangi  dampak dari kecelakaan kerja di dalam makalah ini akan menjelaskan cara penggunaan alat-alat kerja berdasarkan prinsip K3. Kenapa di alat-alat kerja perlu adanya penerapan aspek K3 karena hal yang paling mendasar terjadinya kecelakaan kerja adalah ketidaktahuan para pekerja bagaimana cara menggunakan alat yang baik dan benar berdasarkan prinsip K3.

1.2 Rumusan Masalah
            Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.  Apa itu aspek K3 pada peralatan kerja?
2.  Bagaimanakah cara penggunaan alat kerja berdasarkan prinsip K3?
           
1.3 Tujuan
            Adapun tujuan dalam makalah ini adalah:
1.       Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan aspek K3 pada peralatan kerja.
2.       Dapat mengetahui cara penggunaan alat kerja berdasarkan prinsip K3.
3.        

1.4 Manfaat
             Adapun manfaat dari makalah ini adalah :
1.    Memberikan pengetahuan mengenai  aspek K3 pada peralatan kerja.
2.    Memahami cara penggunaan alat kerja berdasarkan prinsip K3.



BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Aspek K3 Pada Peralatan Kerja
Keselamatan   dan   kesehatan   kerja  (K3)  adalah sebuah instrumen yang berperan untuk memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari suatu bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib terpenuhi tentunya  oleh pihak perusahaan.
Sedangkan definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menurut falsafah keselamatan kerja dapat diterangkan sebagai berikut: “Menjamin suatu keadaan, keutuhan serta kesempurnaan baik dari sisi jasmaniah maupun rohaniah manusia serta hasil karya dan budayanya, tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan manusia pada khususnya”(Dalih, 1982)
Perumusan falsafah ini harus dipakai sebagai dasar dan titik tolak dari tiap usaha keselamatan kerja karena didalamnya telah tercakup pandangan serta pemikiran filosofis, sosial-teknis dan sosial ekonomis. Oleh sebab itu dibuat peraturan-peraturan mengenai  berbagai jenis keselamatan kerja sebagai berikut:
*                  Keselamatan kerja dalam industri (industrial safety)
*                  Keselamatan kerja di pertambangan (mining safety)
*                  Keselamatan kerja dalam bangunan (building and constructionsafety)
*                  Keselamatan kerja lalu lintas (traffic safety)
*                  Keselamatan kerja penerbangan (flight safety)
*                  Keselamatan kerja kereta api (railway safety)
*                  Keselamatan kerja di rumah (home safety)
*                  Keselamatan kerja di kantor (office safety)

Aspek K3 pada peralatan merupakan suatu usaha untuk mengurangi kecelakaan kerja yang paling mendasar akibat alat kerja yang disebabkan tidak tahunya para pekerja dalam menggunakan sebuah alat kerja dengan baik berdasarkan prinsip K3. Dalam sebuah kantor, laboratorium, maupun konstruksi, pasti tidak luput dari yang namanya pengunaan alat-alat kerja, oleh karena itu di butuhkan sebuah pengetahuan yang lebih agar tidak terjadi kecelakaan yang paling mendasar tersebut. Terutama di tempat konstruksi yang kebanyakan menggunakan alat-alat berat yang sangat berbahaya dan juga bagi seorang yang bekerja di laboratoium perlu adanya pengetahuan dalam penggunaan sebuah alat.


Pada dasarnya masing-masing alat kerja memiliki resiko masing-masing dalam seriap penggunaannya oleh karena itu dibtuhkan kehati-hatian agar tidak terjadi kecelakaan kerja yang berkaitan dengan penggunaan alat-alat kerja itu sendiri. Untuk mengurangi resiko tersebut, maka perhatikan uraian di bawah ini :
1.      Jangan ceroboh ketika bekerja.
Ceroboh mendatangkan petaka. Hal tersebut merupakan konsep dari keselamatan kerja. Maka dari itu, semua pekerja mesti menghilangkan kecerobohannya ketika bekerja, dan mesti meningkatkan konsentrasinya ketika bekerja.
2.      Lengkapi Diri dengan Alat-alat Keselamatan Kerja.
Menggunakan Alat keselamatan kerja merupakan salah satu tindakan antisipasi terhadap hal yang negatif yang tidak di inginkan ketika bekerja. Gunakanlah alat pelindung kerja sesuai standar sperti helm safety, kacamata safety, sepatu safety, sarung tangan safety, dan bermacam alat keselamatan kerja lainnya.
3.      Selalu Tanggap Terhadap Keadaan.
Ketika bekerja, mesti selalu tanggap terhadap keadaan di area kerja. Jangan sampai terlalu fokus terhadap pekerjaan saja dan menyepelekan keadaan di area kerja. Jika terdapat perubahan di area kerja maka segeralah untuk ditangani. Dengan demikian, kita akan selalu mengetahui apa yang sedang terjadi di area kerja.


4.      Selalu Memeriksa Alat Kerja.
Kerap kali kecelakaan terjadi di sebabkan alat yang tidak layak pakai. Hal ini terjadi karena kurangnya ketelitian atau kurangnya persiapan ketika bekerja. Sebelum bekerja sebaiknya periksa semua keadaan alat yang ada di sekitar. Apabila alat tersebut rusak, maka lebih baik jangan dipakai, lebih baik perbaiki terlebih dahulu.
2.2  Penerapan Aspek K3 Pada Peralatan Kerja

Dalam makalah ini, kami fokus dengan alat-alat yang berkaitan dengan kelistrikan, karena kalau berbicara mengenai semua alat-alat kerja termasuk yang ada di kantor, kontruksi, laboratorium dan lain sebagainya, maka sudah pasti makalah ini akan sangat tebal dan pembahasannya terlalu banyak.  Dan pada umumnya alat-alat kelistrikan atau alat yang memanfaatkan listrik sebagai penggeraknya  juga pada umumnya ada semua di tempat kerja baik di kantor, laboratorium, maupun kontruksi, oleh sebab itu kami mengambil alat-alat kelistrikan sebagai fokus bahasan dimakalah ini. Sebelum menggunakan alat-alat listrik perlu diketahui informasi ini, berikut ini merupakan hal penting atau cara aman menggunakan listrik :
1)                  Ikuti buku petunjuk penggunaan.
Pelajari serta pahamilah cara pemakaian peralatan serta perlengkapan listrik pada buku panduannya supaya terhindar dari hal yang tak diinginkan.
2)                  Perhatikan daya listrik.
Dalam pemakaian peralatan listrik mesti memperhatikan daya yang tetap atau sesuai terhadap daya listrik rumah kita, sebab pemakaian listrik yang melampaui kapasitas akan berpotensi mengakibatkan kebakaran. Untuk mengetahui daya yang dipakai pada setup peralatan, bisa dilihat di bodi alat ataupun di kardus tempat penyimpanan alat tersebut.
3)                  Hati-hati saat menyalakan atau mematikan peralatan listrik.
Perhatikan kondisi stopkontak saat akan mencabut atau mematikan peralatan listrik dan jangan mendahului mematikan peralatan listrik dari stopkontak langsung sebelum alat listrik itu dimatikan sebelumnya. Hal ini untuk mencegah munculnya bunga api yang mungkin berpotensi dapat menyebabkan kebakaran.
4)                  Beri sedikit ruang di sekitar alat listrik.
Setiap alat listrik yang kita gunakan bisa menimbulkan energi panas di sekitarnya, maka dari itu janganlah meletakkan alat listrik di area yang tertutup, sebab komponen yang ada di dalamnya mengeluarkan energi panas yang bisa mengakibatkan alat listrik terbakar malahan tidak bisa dipergunakan lagi.
5)                  Jangan menyentuh peralatan listrik apabila tangan basah.
Apabila tangan basah, jangan sesekali mencoba untuk menyentuh ataupun memegang alat listrik yang tengah menyala sebab tangan dalam keadaan basah mengandung air, dan air merupakan penghantar listrik yang bisa menghantarkan arus listrik.
6)                  Jangan meletakkan alat listrik dekat bahan kimia.
Jangan sesekali meletakkan bahan kimia berada dekat alat listrik sebab bahan kimia bisa menimbulkan terjadinya kebakaran. Bahan kimia tersebut semisal obat nyamuk atau cairan pembasmi nyamuk serta minyak tanah.
7)                  Matikan alat listrik apabila sedang mati lampu.
Apabila rumah sedang mengalami mati listrik, segera matikan alat listrik yang sebelumnya menyala, di khawatirkan listrik akan menyala kembali dan otomatis alat tersebut pun akan ikut menyala, hal tersebut bisa melukai pemakainya apabila menyala secara tiba-tiba.

*                  Berikut alat-alat kelistrikan yang kami rangkum dan perlu perhatian khusus pada saat menggunakannya agar tidak terjadi kecelakaan kerja :

1)      Solder Tangan
      Adalah alat yang berfungsi memanaskan timah solder saat proses penyambungan atau pelepasan kabel atau komponen. Prinsip kerja solder tangan menggunakan sebuah elemen pemanas seperti setrika, kemudian panas yang dihasilkan dialirkan menuju ujung atau tip solder. Selanjutnya tip solder inilah yang kita gunakan untuk memanaskan timah pada benda kerja.
Gambar 2.2 Solder
Ada beberapa jenis solder berdasarkan dayanya seperti solder dengan daya 40 Watt, 60 Watt, 100 Watt dan seterusnya. Bentuk solder juga bermacam-macam, ada yang berbentuk pegangan biasa seperti pensil dan ada juga dengan model Gun seperti pistol.

*       Keselamatan Kerja Penggunaan Solder :
1)       Gunakan kacamata polycarbonate atau yang sejenis untuk melindungi mata dari asap solder
2)       Jangan pernah menyentuh elemen pemanas atau ujung dari solder
3)       Selalu kembalikan solder pada stand soder setelah digunakan atau ketika tidak digunakan
4)       Lakukan penyolderan pada area yang cukup ventilasi
5)       Cuci tangan ketika selesai mengerjakan penyolderan
2. Multimeter
Adalah alat yang berfungsi untuk melakukan pengukuran terhadap besaran-besaran listrik seperti tegangan, arus dan hambatan. Didalam multimeter terdapat Voltmeter, Amperemeter dan Ohmmeter. Multimeter juga bisa digunakan untuk mengecek sebuah komponen masih baik atau tidak. Cara pengecekan komponen tentunya mengacu pada datasheet dan karakteristik komponen masing-masing.
Gambar 2.3 Multimeter Analog
Ada dua jenis multimeter yang umum dipakai oleh para teknisi elektronika, yaitu multimeter analog dan multimeter digital. Multimeter analog menggunakan pembacaan dengan sistem jarum penunjuk, sedangkan multimeter digital menggunakan penunjuk angka.
Gambar 2.4 Multimeter Digital

Pembahasan tentang cara menggunakan multimeter insyaAllah akan lebih detail diuraikan pada tulisan selanjutnya.

*      Keselamatan Kerja Penggunaan Multimeter :
1)      Alat ukur analog hanya dapat dipakai untuk mengukur arus listrik DC dengan kemampuan maksimal 500 mA. Multimeter digital mempunyai fasilitas untuk mengukur DC dari mA sampai 10 ampere, serta dapat juga untuk mengukur arus AC-nya.
2)      Penggunaan pada skala DC V berarti mengukur tegangan DC. Penjolok harus benar posisi warnanya. Warna merah untuk positif dan warna hitam untuk negatif, jangan terbalik karena bisa merusak alat ukurnya.
3)      Untuk mengukur AC V, penjolok boleh terbalik namun sakelar pemilih harus ada pada posisi yang benar. Apabila untuk mengukur tegangan jala-jala PLN yang mempunyai tegangan 220 volt maka sakelar pemilih harus lebih besar dari 220 volt, yaitu 250 volt sehingga multimeter aman dari kerusakan.
4)      Pada saat pengukuran, multimeter harus ada tepat di depan mata agar hasil pengukuran tepat dan benar.
5)      Simpan multimeter di tengah meja praktik supaya tidak mudah jatuh apabila tersenggol.
6)      Pada saat pengukuran multimeter jangan berada di atas tangan dan alat lain agar tidak terpengaruh oleh alat lain itu, serta tidak membahayakan si pemakai.
7)      Perhatikan jangan mengukur dalam keadaan goyang atau ada getaran dan goncangan. Jangan mengukur resistor atau kondensator pada rangkaian yang dialiri arus. Jangan menyimpan penjolok pada rangkaian yang sedang diukur apabila aliran listrik pada rangkaian akan dilepas karena dapat merusak alat akibat tegangan induktif.
8)      Jika baterai multimeter sudah habis cepat keluarkan dan diganti dengan yang baru agar cairan elektrolit baterai tidak merusak komponen multimeter.
9)      Setelah dipakai simpanlah di tempat yang baik agar tidak mudah jatuh, kena benturan atau tertindih benda berat. Simpanlah di tempat sejuk, artinya tidak di tempat yang lembap dan tidak di tempat panas.

3. Tang ampere (Clamp Meter)
           Tang Ampere (Clamp-meter) merupakan suatu alat kerja listrik yang berfungsi untuk mengukur besaran Arus listrik AC. Cara mengukur Arus listrik dengan menggunakan Tang ampere sangat praktis dan mudah, hanya dengan menjepit (Melingkarkan) bagian Tang ampere yang menyerupai tang (Penjepit), maka besar arus yang mengalir pada suatu kabel dapat diketahui, tanpa harus membuka atau memutuskan kabel tersebut.
         Jika Multitester dapat digunakan untuk mengukur Arus (Ampere) listrik searah (DC), maka Tang Ampere (Clamp Meter) dapat digunakan untuk mengukur besar Arus listrik AC (Arus bolak-balik).untuk mengurangi panas yang mengalir ke bodi komponen saat proses penyolderan.

*      Cara Menggunakan Tang Ampere Prinsip K3 :
1)      Putar atau setting Saklar Clamp Meter ke posisi Ampere Meter (biasanya tertulis huruf A dengan gelombang sinus diatasnya).
2)      Tekan Trigger untuk membuka rahang Penjepit Clamp Meter atau Tang Ampere.
3)      Jepitkan Rahang penjepit ke kabel Konduktor yang dialiri arus listrik AC (Kabel Listrik berada di tengah-tengah rahang penjepit) kemudian lepaskan Trigger Clamp Meter.
Catatan : Jika kabel listrik tersebut belum dialiri listrik, hubungkan kabel tersebut atau ON-kan perangkat yang ingin diukur arus listriknya.
4)      Baca Nilai Ampere yang tertera di layar Clamp Meter (Tang Ampere).

4. Solder Blower
Adalah alat yang berfungsi memanaskan timah solder seperti solder tangan namun menggunakan sistem blower angin.

Solder blower digunakan pada komponen-komponen SMD dan BGA seperti pada modul HP, MPEG DVD dan Digiboard LCD dan Mainboard Komputer.
*      Cara Menggunakan Solder Blower Prinsip K3 :
1)      Pasang kabel Power ke Listrik PLN Tekan Tombol pada posisi ON, untuk menjalankan fungsi blower. 
2)      Setelah Blower Hidup, kita dapat mengatur pengaturan yang terdapat pada blower. 
3)      Pengaturan pertama merupakan Heating (panas/suhu), sedangkan yang kedua merupakan pengaturan tekanan udara yang akan dikeluarkan. 
4)      Putar pengaturan panas pada suhu yang diinginkan, seperti 200 derajat C. Suhu 200 derjat C akan dihasilkan, tetapi tidak akan dirasakan pada ujung solder jika tekanan udara yang dikeluarkan berada diposisi 0. 
5)      Untuk Blower Digital, Atur suhu dengan menekan tombol UP dan DOWN. Tekanan udara diatur dengan cara diputar. 
6)      Atur tekanan udara sesuai keinginan, seperti pada posisi 1, 2, 3 atau yang lainnya. 
7)      Udara 200 derajat C akan dihembuskan dan dapat dirasakan panas yang dikeluarkan. Dalam keadaan seperti di atas, blower dapat digunakan untuk keperluan yang diinginkan. 
8)      Penggunaan blower sangat tergantung kepada jenis perangkat yang akan disolder, karena akan sangat berhubungan dengan setingan panas dan tekanan udara blower. 
5. ELCB Tester
          ELCB Tester adalah suatu alat kerja listrik yang berfungsi untuk mengetahui kondisi atau kehandalan dari suatu alat pengaman anti kontak (ELCB) yang sudah terpasang pada suatu instalasi listrik. ELCB tester dapat mengetahui apakah ELCB (Anti Kontak Listrik) yang terpasang masih dalam kondisi bagus dan dapat memberikan perlindungan pada saat terjadi kebocoran listrik (Kesetrum).



*       Cara Menggunakan ELCB Tester Prinsip K3 :
  • Sambungkan kabel pengukuran ELCB tester ke Stop kontak yang sudah dilengkapi dengan ELCB
  • Pilih Rating Trip pada ELCB Tester sesuai dengan sensitifitas ELCB yang akan diukur. Terdapat beberapa pilihan antara lain : 10mA, 20mA, 30mA, 200mA, 300mA, 500mA
  • Pastikan kabel PE (Grounding) pada instalasi terpasang dengan baik.
  • Pada ELCB Tester ini dilengkapi lampu tanda PE & PN yang mendeteksi tegangan antara Phase-Grounding dan Phase-Netral. Jika lampu tanda PE & PN menyala berarti pemasangan grounding dan netral sudah benar
  • Alat ini juga dilengkapi lampu alarm merah menandakan jika lampu tersebut menyala, terdapat kesalahan pada instalasi , periksa apakah kabel Phase, grounding dan netral sudah terpasang dengan benar
  • Jika ELCB yang kita ukur adalah ELCB 30mA, saat tombol test pada ELCB tester ditekan ELCB akan trip/bekerja dan pada tampilan layar akan menunjukkan besar arus pengukuran.
  • Hasil pengukuran harus dibawah nilai sensitifitas ELCB tersebut. Jika pada layar terukur diatas 30mA berarti ELCB sudah rusak dan harus diganti
  • Pemeriksaan ELCB harus dilakukan secara berkala min. 6 bulan sekali. Untuk mengetahui ELCB yang terpasang dalam kondisi bagus


6. Insulation Tester

Insulation tester atau disebut juga dengan Megger (Mega-Ohm Meter)
Insulation Tester (Megger) merupakan suatu alat kerja listrik yang berfungsi untuk mengukur kondisi isolasi dari suatu kabel penghantar listrik.
 
 Gambar 2.7 Insulation Tester
*      Keselamatan Kerja Menggunakan Megger:
1.      Skala ukur yang dipakai harus lebih besar daripada alat yang diukur. Misalnya jika akan mengukur tahanan isolasi motor 380volt maka gunakanlah skala ukur megger yang lebih besar seperti 500 volt.

2. Sebelum mengukur pastikan bahwa peralatan yang di ukur dalam keadaan stop dan tidak ada arus listrik yang mengalir.

3. Setelah mengukur, pastikan untuk grounding kembali peralatan yang di ukur, karena teknik pengukuran  megger adalah dengan menggunakan tegangan  listrik jika tidak digroundingkan akan mengakibatkan kita kena setrum saat menghubungkan kembali

4. Cara grounding setelah  pengukuran megger :hubungkan setiap terminal atau kabel yang diukur dengan body.

7. Vibration Test
     Vibration Test merupakan suatu alat kerja listrik yang berfungsi untuk mengukur besar getaran berbagai peralatan listrik, motor listrik, genset, dan sebagainya.
     Pengukuran Getaran (Vibrasi) sangan penting untuk dilakukan agar mengetahui kondisi berbagai mesin, peralatan listrik yang sedang beroperasi, dan selanjutnya untuk dapat direncanakan perawatan dan perbaikan pada mesin-mesin tersebut.

*       Cara Menggunakan Vibration Test Prinsip K3 :
1.Periksa bagian Vibration Meter
Pastikan alat siap digunakan dan tidak ada masalah periksa bagian sensor getaran, kabel Sensor, power ON/OFF, baterai, dan display/LCD.
2. Hidupkan vibration meter dengan menekan tombol Power ON/OFF.
3. Tempelkan  Sensor  ke sumber getaran.
4. Catat angka yang muncul pada layar.
5. Pastikan tingkat getaran caranya

8. Testpen
         Tespen merupakan suatu alat kerja yang wajib dibawa dimanapun teknisi listrik bekerja. Testpen berfungsi sebagai alat kerja untuk mendeteksi atau memeriksa apakah suatu peralatan listrik dialiri tegangan atau tidak. Bentuknya kecil, ringan, mudah dibawa dan ditaruh dalam saku, dan dapat juga digunakan untuk membuka sekrup-sekrup ukuran kecil. Untuk menjaga keselamatan saat bekerja, Setiap teknisi listrik harus memastikan terlebih dahulu setiap peralatan yang akan diperiksa atau diperbaikinya, apakah masih bertegangan atau tidak dengan menggunakan Testpen, sebelum memulai pekerjaan.

*               Cara Menggunakan Testpen Prinsip K3:
  • Pastikan terlebih dahulu kondisi Testpen yang akan anda gunakan dalam keadaan baik, bersih dan kering.
  • Pastikan kondisi tubuh anda kering (tidak basah/lembab).
  • Sebelum melakukan pemeriksaan/pengujian suatu peralatan listrik, Coba gunakan testpen tersebut pada colokan (stopkontak) yang masih bagus dan bertegangan, untuk memastikan kondisi testpen tersebut masih bagus dan berfungsi dengan baik.
  • "Pada stopkontak (colokan) terdapat dua lubang, masukkan ujung testpen pada setiap lubang, hasil yang baik adalah satu lubang saat diuji testpen menyala, sedangkan satu lubang lainnya saat diuji testpen tidak menyala".
  • Pegang testpen dengan benar pada bagian yang terbungkus (Isolator), jangan menyentuh bagian ujung testpen berbahan besi/logam.
  • Lakukan pengujian/pemeriksaan dengan menyentuhkan bagian ujung testpen berbahan besi/logam pada peralatan listrik yang akan diukur
  • Bagian peralatan listrik yang diukur dengan testpen adalah bagian yang berbahan penghantar (konduktor).
  • Jika anda ingin memeriksa kabel listrik, sentuhkan ujung testpen pada inti tembaganya.
  • Jika anda ingin memeriksa stopkontak (colokan) sentuhkan ujung testpen pada bagian dalam lubang Stopkontak/colokan tersebut.
  • Jika anda ingin memeriksa setrika, kulkas, rice cooker, ceret listrik, sentuhkan ujung testpen pada bagian yang berbahan logam pada alat-alat listrik tersebut.
·         Setelah ujung testpen menyentuh bagian yang akan diukur, kemudian sentuh bagian atas testpen dengan menggunakan jari. untuk memberi netral pada testpen
Pada intinya, penggunaan alat-alat listrik tersebut bukan tanpa resiko. Karena alat-alat listrik tersebut salah penggunaannya dapat menimbulkan bahaya. Oleh karena itu, setiap orang harus memahami cara menggunakan alat listrik yang benar dan aman.
Untuk menjaga keselamatan saat menggunkan listrik, kamu harus memperhatikan berbagai hal berikut ini.
1.      Saat menggunakan alat listrik, tangan dan kaki tidak boleh basah
2.      Pastikan tidak ada air di sekitar stop kontak dan steker
3.      Jangan memasukkan benda apapun, selain steker ke stop kontak
4.      Jangan menggunakan alat listrik yang rusak atau kabel yang terkelupas
5.  Harus dengan pantauan orang tua 
6.    Jangan memperbaiki alat listrik sendiri (kalau belum tahu caranya)   
Alat-alat listrik berguna jika digunakan dengan benar. Penggunaan alat listrik secara ceroboh dapat mendatangkan bahaya!!”





BAB III
PENUTUP

3.2  Kesimpulan
     Pada intinya, penggunaan alat-alat listrik tersebut bukan tanpa resiko. Karena alat-alat listrik tersebut salah penggunaannya dapat menimbulkan bahaya. Oleh karena itu, setiap orang harus memahami cara menggunakan alat listrik yang benar dan aman. Alat-alat listrik berguna jika digunakan dengan benar. Penggunaan alat listrik secara ceroboh dapat mendatangkan bahaya.
     3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dalam detail dalam menjelaskan tentang pokok materi diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan.





          DAFTAR PUSTAKA

  Erlina, Nani, 2017, Aspek K3 Pada Peralatan
Kerja, [online] , (https://erlinanani. blogspot. co.id/2017/05/Aspek-K3-Pada-Peralatan-Kerja laut.html, diakses pada tanggal 9 April 2018).


Barka, Kost, 2016,  Aspek K3 Pada Peralatan Kerja
Listrik[online], (https://kosbarka  foundation. blogspot.co.id /2016/16/07/Aspek-K3- Pada-Peralatan-Kerja-Listrik.html, diakses pada tanggal 9 April 2018).